Avatar 1

Avatar 2

harry maksum dan nisye maksum

harry maksum dan nisye maksum
harry maksum dan nisye maksum

Senin, 25 Mei 2009

PPP di Sumedang dan Marissa Haque, 2009



Sumber: http://gong09.blogspot.com/

Marissa Haque Fawzi, adalah seorang artis terkenal yang telah terjun ke dunia politik dan bergabung di PPP (Partai Persatuan Pembangunan) hingga menjadi Anggota (DPR) Dewan Perwakilan Rakyat - Republik Indonesia, tampil dalam peringatan Hari Lahir ke-36 PPP tingkat Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Indonesia, di Graha Insun Medal, pada Sabtu, Januari 24th, 2009.

Di hadapan sekiitar 1000 anggota, simpatisan dan calon anggota DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah) Kabupaten Sumedang, DPRD Provinsi Jawa Barat, dan calon anggota DPR - RI (Haji Endang Sukandar), Marissa Haque memberikan pernyataan politik, serta mengajak seluruh kader PPP di Sumedang melakukan politik santun dan cerdas.

Tentu saja, dengan kecantikan Marissa Haque, dan pandangan-pandangan politik yang cemerlang, pidato Marissa selama hampir satu jam ini sangat menarik perhatian.

Dalam acara tersebut, dihadiri langsung H. Dony Ahmad Munir, Ketua Dewan Pimpinan Cabang PPP Kabupaten Sumedang, yang sebelumnya mengingatkan bahwa momentum Hari Lahir PPP, merupakan ajang untuk introspeksi guna kemajuan di masa mendatang.

***

Marissa Haque dan GKR Pembayun Hadiri Silaturahmi Pedagang Pasar Bringhardjo, Yogyakarta




http://bapeda.jogjaprov.go.id/


Jalan di Penghubung Pasar Beringharjo yang biasanya menjadi tempat parkir ratusan sepeda motor, kemarin terlihat berbeda. Sekitar 200 pedagang perempuan Pasar Beringharjo berkumpul di halaman parkir tengah.

Mereka yang tergabung dalam Forum Komunikasi Pedagang Pasar se-Jogja menghadiri sarasehan selama dua jam. Tema yang diusung adalah "Pasare Resik, Rejekine Apik".

Acara tersebut sangat istimewa bagi para pedagang. Pasalnya, pedagang yang rata-rata sudah berkepala tiga itu dapat melihat secara langsung dua sosok wanita yang sama-sama populer.

Tatapan mereka tertuju pada dua sosok wanita yang berada di panggung. Keduanya sama-sama mengenakan pakaian muslimah. Mereka adalah GKR Pembayun dan Hj Marissa Haque yang akrab disapa Icha. Marissa mengenakan Jilbab warna putih dengan bawahan hitam. Sedangkan Pembayun mengenakan busana muslimah.

Ya, Pembayun dan Icha menghadiri acara pengajian Forum Silaturahmi Pedagang Pasar se Kota Jogja. Acara bertema Pasare Resik, Rejekine Apik yang diselenggarakan mulai pukul 07.00 itu juga dihadiri Kepala Dinas Pengelolaan Pasar Kota Jogja Muhammad Fadli.

Peran Pembayun dan Icha dalam acara tersebut berbeda. Pembayun menjadi narasumber, sedangkan isteri musikus Ikang Fawzi itu menjadi pembawa acara.

Saat menyampaikan pidato singkatnya di depan para pedagang yang semuanya memakai busana muslimah dan kerudung, GKR Pembayun menyinggung kemunculan mini market. Toko ala modern ini telah tumbuh seperti jamur di musim hujan.

Puteri sulung Raja Keraton Sultan HB X itu memprihatinkan maraknya orang-orang yang mendirikan mini market di Jogja. Lokasinya tidak hanya di tempat keramaian. Namun, juga merambah hingga mendekati perkampungan.

Pembayun tidak menyebutkan mini market yang dimaksud. Ia hanya mengatakan kelahiran mini market membahayakan bagi kelangsungan pasar tradisional. "Mini market menggusur pasar tradisional," katanya serius.

Pembayun pun mengajak para pedagang untuk menjaga kebersihan pasar. Sebab, pasar yang bersih akan membuat pembeli kerasan. Dan pasar tradisional yang bersih bisa menjadi daya tawar berhadapan dengan mini market itu.

Mendengar ungkapan Pembayun, Icha dan Muhammad Fadli mengangguk-angguk. Icha yang tampil feminin dalam acara tersebut tidak banyak berkata-kata.

Selebritis yang pernah meramaikan bursa pemilihan gubernur di Banten itu lebih banyak menghidupkan suasana dengan melontarkan joke-joke segar. Misalnya, ia mengajak bercanda seorang ibu yang tampil percaya diri menyampaikan pendapatnya di depan pedagang lain. "Mana yang lain?" kata Icha yang memakai kaca mata frame warna hijau.

Meski demikian, Icha sempat mengeluarkan "fatwa" di depan pedagang yang tak henti-hentinya memandang dari kejauhan. "Mari kita berdagang di jalan Allah SWT," ajaknya.***

http://bapeda.jogjaprov.go.id/

Shooting di TV One, Berupaya Meluruskan KPU yang Diduga Korup & Tidak Profesional



Dagang Sapi KPU Pusat Jakarta 2009 melalui Oknum Saksi PPP

Oleh marissahaque
Diposkan oleh Nisye Maksum
Sumber: Laporan wartawan KOMPAS.com Caroline Damanik

JAKARTA, KOMPAS.com- Bukan hendak syuting, pasangan artis Ikang Fawzi dan Marissa Haque yang sebelumnya juga menjadi calon anggota legislatif mengajukan komplain atas penetapan calon anggota legislatif ke Komisi Pemilihan Umum (KPU), Senin (25/5).
Beserta caleg dari Partai Amanat Nasional (PAN) Dedy Djamaludin Malik, Ikang dan Marissa menduga adanya kecurangan dalam proses penetapan caleg terpilih pada tahap ketiga pembagian kursi di daerah pemilihan Jawa Barat.

“Caleg PPP Nu’man Abdul Hakim harusnya suaranya hangus. Dedi Djamaludin Malik harusnya mendapat kursi karena memperoleh suara tertinggi di tahap ketiga,” tutur Marissa seusai menemui komisioner KPU Andi Nurpati.Baik Ikang maupun Marissa menduga ada permainan yang dilakukan antara saksi parpol dan KPU dalam penetapan caleg terpilih. Menurut Marissa, sebenarnya di tahap ketiga penghitungan kursi di tingkat provinsi, PAN memiliki sisa suara tertinggi dan memenuhi Bilangan Pembagi Pemilih (BPP). “Tapi hak PAN sebagai partai dengan sisa suara tertinggi yang lebih punya hak, dikebiri oleh PPP,” ujar Marissa yang juga berasal dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

“Kami ga menang juga ga papa. Tp lebih kepada rasa keadilan yang terusik. Ini telanjang, siapapun bisa menghitungnya,” tambah Marissa.

Ikang dan Marissa pun curiga terhadap permainan oknum partai untuk melakukan negosiasi di luar partai. Menurut Ikang yang menjadi caleg Partai Amanat Nasional (PAN) di dapil Banten I, dalam penghitungan tahap ketiga, sisa kursi hanya terdapat di dapilnya. Dapil Banten II dan III sudah terisi semua.

“Otomatis saya yang masuk (di penghitungan tahap ketiga) dengan total suara 30.000-an. Sisa kursi kan di dapil 1. Tapi saya dengar oknum-oknum partai (PAN) ngotot diserahkan kepada Ketua DPW setempat,” tutur Ikang.

Ketika Ikang dan Marissa ditanyakan respon masing-masing partai mereka, keduanya sama-sama mengatakan proses penetapan tidak transparan. Apalagi dengan kondisi internal partai yang sedang terbelah menjelang Pilpres.

Marissa bahkan mengatakan telah menghubungi Ketua Umum PPP Suryadharma Ali. “Dia (SDA) malah bilang, ‘Dilawan aja Fernita. Kalau dibilang begitu, berarti itu keputusan Fernita, bukan keputusan partai,” tutur Marissa dengan gusar. Fernita adalah saksi PPP dalam rekapitulasi suara dan kursi.

Menurut Marissa, respon KPU juga tak memuaskan. KPU menyerahkan perdebatan kepada saksi parpol yang bersangkutan.

Selanjkutnya, Marissa berencana melaporkan Fernita, saksi PPP dalam rekapitulasi suara dan kursi bersama KPU, ke Polda Metro Jaya atas dugaan penyelundupan hukum atas kecurangan penetapan caleg terpilih.